Tak terasa bulan Ramadhan sudah kembali menghampiri kita, bulan dimana kita sebagai seorang muslim diwajibkan menjalankan ibadah bulan puasa. Dalam kaidah agama, diberikan keringanan bagi para penderita penyakit tertentu untuk tidak berpuasa apabila itu membahayakan kesehatan mereka, namun janganlah kiranya keringanan ini kita jadikan alasan pembenar untuk tidak berpuasa apabila kita memang mampu untuk menjalankannya, karena berbagai riset membuktikan bahwa puasa dapat meringankan penyakit. Ini karena saat berpuasa sistem pencernakan kita yang biasanya bekerja penuh selama kurang lebih 18 jam tiap hari akan berkesempatan untuk beristirahat hampir 12-13 jam sehingga aktivitas sel akan lebih terarah pada detoksifikasi dan regenerasi sel. Selain itu puasa juga mengontrol emosi dan stress sehingga kerja organ menjadi lebih stabil dan sistem kelenjar endokrin dapat beristirahat dan memperbaiki diri.
Berikut beberapa tips bagi kita untuk tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa :
Penderita maag yang ingin menjalankan puasa tidak perlu khawatir penyakitnya itu kambuh sehingga terganggu. Bahkan, puasa yang baik justru bermanfaat dan bisa menyembuhkan sakit maag secara total. Demikian dikatakan dr H Ari Fahrial Syam dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/8).(kompas.com)
Ia menjelaskan, maag atau dispepsia pada dasarnya merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah ulu hati. Menurut, jenis dispepsia terbagi menjadi dua yakni dispepsia fungsional dan organik.
Pada dispepsia organik, terjadi kelainan endoskopi, misalnya tukak kerongkongan, tukak lambung atau usus dua belas jari. Sementara pada dispepsia fungsional, endoskopi masih normal. Masih menurut dr Ari, masalah sebagian besar penderita dispepsia yang dijumpai saat ini adalah yang fungsional.
Faktor-faktor penyebab dispepsia golongan fungsional ini antara lain muncul karena penderita makan tidak teratur, kebiasaan makan camilan berlemak tinggi, minum kopi/ minuman bersoda, merokok, termasuk masalah psikologis (stres).
Pengaturan makanan yang baik pada saat berpuasa akan memperbaiki pola pencernaan itu. Jadi, dapat disimpulkan, dispepsia fungsional akan membaik atau bahkan sembuh total ketika berpuasa.
"Semua penderita maag yang fungsional bisa berpuasa, tentu dengan tetap memperhatikan konsumsi makan dan minumnya," jelas dr Ari. Namun, ada "pantangan" makanan yang perlu diperhatikan penderita maag agar puasa justru membawa berkah positif dan bukan sebaliknya.
Berikut beberapa asupan makanan yang perlu dihindari para penderita sakit maag dalam menjalankan ibadah puasa.
Bagi anda penderita Diabetes, berpuasa juga bisa membantu mengontrol kadar gula darah, karena selama berpuasa seseorang akan mempu menenangkan pikiran dan mengontrol emosinya. Berkurangnya beban sistem pernernakan dan asuan makanan saat berpuasa juga akan meringankan beban pankreas. Namun tidak semua penderita Diabetes boleh berpuasa. Selama anda bukan penderita Diabetes yang tergantung pada suntikan insulin dan tidak mengalami komplikasi jantung atau ginjal, maka anda dapat dan aman untuk menjalankan puasa. Bahkan penderita Diabetes dengan kondisi stabil dan berat badan kelebihan 20% diatas berat badan ideal sangat dianjurkan untuk berpuasa.
Meskipun begitu ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan selama berpuasa :
Akhrinya semua pilihan tergantung pada anda. Selamat menjalankan ibadah puasa dan tetap sehat.
Dirangkum dari berbagai sumber.
Berikut beberapa tips bagi kita untuk tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa :
- Makan dengan menu gizi dan porsi yang seimbang (40% saat berbuka, 20% setelah tarawih, 40% saat sahur).
Usahakan jangan berbuka secara berlebihan, karena saat berbuka organ pencernakan kita baru mulai bekerja setelah cukup lama beristirahat, makan dan minumlah dengan sedikit demi sedikit (lebih baik yang manis dan hangat). - Konsumsi makanan berprotein tinggi seperti ikan, makanan dari kedelai (tahu,tempe,susu kedelai).
- Konsumsi sayur dan buah agar tidak kurang darah, lemas selama berpuasa.
- Minum 7-8 gelas sehari(4-6 gelas saat berbuka sampai tidur, 2-3 gelas saat sahur)
- Kurangi kegiatan yang tidak perlu, perbanyak ibadah (berdzikir, baca Al-Qur'an) serta selalu berfikir positif.
Penderita maag yang ingin menjalankan puasa tidak perlu khawatir penyakitnya itu kambuh sehingga terganggu. Bahkan, puasa yang baik justru bermanfaat dan bisa menyembuhkan sakit maag secara total. Demikian dikatakan dr H Ari Fahrial Syam dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di Jakarta, Rabu (19/8).(kompas.com)
Ia menjelaskan, maag atau dispepsia pada dasarnya merupakan gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada daerah ulu hati. Menurut, jenis dispepsia terbagi menjadi dua yakni dispepsia fungsional dan organik.
Pada dispepsia organik, terjadi kelainan endoskopi, misalnya tukak kerongkongan, tukak lambung atau usus dua belas jari. Sementara pada dispepsia fungsional, endoskopi masih normal. Masih menurut dr Ari, masalah sebagian besar penderita dispepsia yang dijumpai saat ini adalah yang fungsional.
Faktor-faktor penyebab dispepsia golongan fungsional ini antara lain muncul karena penderita makan tidak teratur, kebiasaan makan camilan berlemak tinggi, minum kopi/ minuman bersoda, merokok, termasuk masalah psikologis (stres).
Pengaturan makanan yang baik pada saat berpuasa akan memperbaiki pola pencernaan itu. Jadi, dapat disimpulkan, dispepsia fungsional akan membaik atau bahkan sembuh total ketika berpuasa.
"Semua penderita maag yang fungsional bisa berpuasa, tentu dengan tetap memperhatikan konsumsi makan dan minumnya," jelas dr Ari. Namun, ada "pantangan" makanan yang perlu diperhatikan penderita maag agar puasa justru membawa berkah positif dan bukan sebaliknya.
Berikut beberapa asupan makanan yang perlu dihindari para penderita sakit maag dalam menjalankan ibadah puasa.
- Makanan yang banyak mengandung gas, antara lain sawi, kol, nangka, pisang ambon, kedondong, minuman bersoda.
- Makanan yang sulit dicerna, yang akan memperlambat pengosongan lambung antara lain kue tart dan keju.
- Makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung berlebih antara lain kopi, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah sitrus, susu full cream.
- Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung, antara lain cuka, berbumbu pedas, makanan mengandung merica.
- Makanan yang melemahkan klep kerongkongan antara lain alkohol, coklat, gorengan.
- Sumber karbohidrat, seperti beras ketan, mie, bihun, ubi singkong, talas, atau dodol.
Bagi anda penderita Diabetes, berpuasa juga bisa membantu mengontrol kadar gula darah, karena selama berpuasa seseorang akan mempu menenangkan pikiran dan mengontrol emosinya. Berkurangnya beban sistem pernernakan dan asuan makanan saat berpuasa juga akan meringankan beban pankreas. Namun tidak semua penderita Diabetes boleh berpuasa. Selama anda bukan penderita Diabetes yang tergantung pada suntikan insulin dan tidak mengalami komplikasi jantung atau ginjal, maka anda dapat dan aman untuk menjalankan puasa. Bahkan penderita Diabetes dengan kondisi stabil dan berat badan kelebihan 20% diatas berat badan ideal sangat dianjurkan untuk berpuasa.
Meskipun begitu ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan selama berpuasa :
- Sebelum mulai berpuasa, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter anda
- Segera batalkan puasa jika kadar gula anda di bawah 63 ml.dl (hipoglikemi dengan gejala : pusing, mata berkunang-kunang)., dan hubungi dotkter jika gejala memburuk.
- Selalu kontrol gula darah anda (kurang dari 110mg.dl saat puasa dan kurang dari 160mg/dl pada 2 jam setelah puasa) Porsi nasi diatur 40% saat berbuka, 20% setelah tarawih, 40% saat sahur)
- Pilihan buah sebagai selingan, hindari sumber karbohidrat tinggi
- Tetap minum obat sesuai petunjuk dokter
Akhrinya semua pilihan tergantung pada anda. Selamat menjalankan ibadah puasa dan tetap sehat.
Dirangkum dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar